Hektaran tanaman tembakau di lamongan diserang hama indrak hingga menyebabkan kwalitasnya menurun. Bahkan tidak sedikit tembakau mengering dan mati. Kondisi ini diperparah dengan anjloknya harga saat panen yang menyebabkan petani merugi.
Puluhan hektar tanaman tembakau yang telah berusia dua bulan milik petani tembakau yang ada di desa Mayong, kecamatan Kedumpring, Lamongan, serta sejumlah desa lain di wilayah kecamatan Sugio, terserang hama indrak.
Hama yang rata-rata menyerang daun serta batang tembakau ini, menyebabkan tembakau mengering, yang tak lama kemudian mati.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh petani untuk melakukan pembasmian, mulai dari cara tradisional hingga melakukan penyemprotan insektisida kepada tanaman, namum tetap tak membuahkan hasil. Hama indrak ini, justru menyebar ke lahan tembakau yang lain.
Hal itu, seperti yang dialami oleh Suratmin, salah satu petani tembaku. Menurutnya, selain menyebabkan tembakau mengering, hama indrak ini, juga menyebabkan kwalitas tembakau menurut akibat daunnya mengeriput.
Untuk 1 Ha lahan, seharusnya mampu menghasilkan 8 Ton hingga 9 Ton tembakau basah. Namun, dengan adanya hama indrak ini, petani hanya mampu memetik 6 Ton saja.
Selain ini, kondisi isi, diperparah dengan turunnya harga saat musim panen. Saat ini, harga tebakau petik hanya berkisar antara Rp.3.000 hingga Rp.3.200 saja per kilonya, sedang pada panen sebelumnya, harga tembakau bisa mencapai Rp.5.000/Kg.
Saat ini petani tembakau di lamongan hanya bisa pasrah. Mereka hanya berharap agar pemerintah turun tangan agar harga tembakau tidak dipermainkan oleh tengkulak atau spekulan. Pasalnya, kondisi ini, membuat mereka mengalami kerugian besar. Sebab, dari hasil panen yang mereka dapatkan, tak sebanding dengan biaya pemeliharaan serta pengobatan tanaman.
0 komentar:
Posting Komentar