Jelang eksekusi pasar babat yang di deadline 14 oktober besok, 3.000 pedagang pasar babat, kamis siang, menggelar aksi unjuk rasa, menolak relokasi. Pedagang bersikeras akan tetap bertahan karena menganggap pasar Agrobis merupakan tempat warung mesum yang tak layak mereka tempati.
Sekitar 3.000 pedagang pasar babat, kamis siang, melakukan aksi unjuk rasa di depan pasar setempat, yang berada di perempatan antara kebupaten Jombang-Lamongan, Bojonegoro-Lamongan, dan kabupaten Tuban-Lamongan.
Sambil melakukan orasi, ribuan pedagang inipun membawa sejumlah poster yang berisi penolakan dan mengecam kebijakan pemerintah kabupaten setempat yang bersikap sewena-wena dan sama sekali tidak memperhatikan kepentingan rakyat kecil. Bahkan, di salah satu poster disertai dengan sepasang pakaian dalam wanita.
Aksi ini dipicu, dengan dead line pemerintah beserta investor yang akan segera melakukan eksekusi pasar pada tanggal 14 oktober besok. Sementara, sebagian dari pedagang, akan dipindahkan ke pasar agrobis babat, sisanya lagi, tak menentu bagaimana nasibnya dan terancam kehilangan mata pencaharian.
Nutik Susilowati, salah satu pedagang yang bakal dipindah, menolak keras relokasi tersebut. Menurutnya, selama ini, pasar agrobis merupakan tempat mesum yang sebagian besar dihuni oleh warung remang-remang dan tak layak untuk ditempati pedagang dari pasar tradisional seperti dirinya.
Sementara itu, Ayok, korlap aksi menegaskan, ribuan pedagang ini, tidak menolak pembangunan, namun menolak relokasi. Sebab, apa yang telah direncanakan oleh pemerintah setempat beserta investor tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Maka, seluruh pedagang akan bersatu menolak relokasi dan tetap bertahan di pasar apapun akibatnya.
Semula, pihak pemerintah berencana akan mendirikan pasar baru yang tetap mengedepankan pasar tradisional. Namun, dari planing terakhir, justru akan dijadikan Mall dan Plaza sehingga mengorbankan pedagang kecil.
0 komentar:
Posting Komentar