Ditetapkannya Difteri sebagai kejadian luar biasa oleh Pemprov Jatim, diLamongan juga, ditemukan 3 kasus penyakit yang menyerupai radang tenggorokan tersebut. Dari ketiga penderita, satu di antaranya meninggal dunia dan tidak bisa diselamatkan, sementara dua penderita lainnya bisa disembuhkan.
Wabah Difteri yang menyerang wilayah Jawa Timur, hingga ditetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa ( K-L-B), membuat dinas kesehatan kabupaten Lamongan melakukan antisipasi.
Sejak bulan maret hingga oktober 2011, dinas kesehatan kabupaten Lamongan, mencatat ada tiga kasus balita menderita penyakit Difteri. Dua mampu disembuhkan, sementara satu penderita meninggal dunia saat di bawa ke RSUD Dokter Soetomo Surabaya pada bulan agustus lalu.
Dua balita yang bisa disembuhkan tersebut, yakni balita usia 17 bulan, warga desa Dinoyo, kecamatan Deket, serta balita usia 4t tahun, warga desa Putat Kumpul, kecamatan Turi Lamongan. Sementara balita usia 3 tahun warga desa Sendang Rejo, kecamatan Ngimbang, meninggal dunia.
Yuliarto, kepala dinas kesehatan Lamongan, menerangkan, penyakit Difteri tersebut, disebabkan oleh bakteri Cornyebacterium Diphteriae yang dapat menular melalui kontak langsung, yang bisa berupa batuk lendir maupun komunikasi jarak dekat dengan penderita.
Biasanya, penyakit tersebut akan menyerang balita di atas usia 1 tahun yang belum melakukan imunisasi lengkap minimal 3 kali imunisasi antara usia 0-1 tahun, sehingga kekebalan tubuh belum kuat.
Sementara itu, untuk mengantisipasi merebaknya Difteri di kabupaten Lamongan, dinas kesehatan kabupaten setempat melakukan imunisasi serempak ke seluruh desa yang dikhususkan kepada imunisasi DPT dengan pemberian vaksin Eritromisin kepada anak usia 1-10 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar