Memasuki bulan ramadhan, sejumlah makam tokoh penyebar agama islam ramai dikunjungi penziarah. Hal ini seperti terjadi di makam Sunan Drajat, salah satu wali songo, di Lamongan, jawa timur. Bagi sejumlah peziarah, mendo’akan penyiar islam yang sudah meninggal saat bulan ramadhan dapat mendatangkan kedamaian tersendiri.
Bulan suci ramadhan menjadi moment tersendiri bagi sejumlah umat islam. Mereka melakukan ziarah ke makam tokoh-tokoh penyiar islam zaman dulu.
Diantara makam yang ramai penziah saat bulan puasa ini adalah makam Sunan Drajat di desa drajat kecamatan paciran lamongan.
Sunan Drajat yang memiliki nama kecil Raden Qosim atau Raden Syarifuddin ini, wafat pada tahun 1522 setelah berdakwah di daerah pesisir gresik dan lamongan.
Menurut Raden Adi Susanto, keturanan Sunan Drajat ke empat belas, di antara ajaran Sunan Drajat yang dikenal masyarakat adalah Catur Piwulang. Dan tulisan ajaran ini tertera di area pemakaman.
Ajaran ini intinya mengajarkan agar kita memberi tongkat kepada orang buta, memberi makan kepada yang kelaparan, memberi pakaian kepada yang telanjang serta memberi payung kepada yang kehujanan.
Sementara itu, menurut Mohamad Safari, salah seorang peziarah, mendo’akan penyiar islam saat bulan ramadhan dapat mendatangkan kedamaian tersendiri.
Di komplek pemakaman ini juga terdapat sumur dan bayang gambyang, tempat musyarawah peningglan Sunan Drajat.
Selain itu, di luar area pemakaman terdapat penjualan berbagai jenis sofenir peralatan beribadah.
0 komentar:
Posting Komentar