Wacana peleburan kompetisi liga super indonesia (ISL) dengan Liga Primer Indonesia (LPI) menimbulkan berbagai tanggapan dari kalangan tim sepak bola tanah air. Persela lamongan sendiri, menilai LPI belum pantas bergabung dengan ISL lantaran tak sesuai dengan aturan main PSSI.
Adanya wacana penggabungan ISL dan LPI, yang dimunculkan oleh shaleh mukadar, komisaris persebaya 1927 beberapa wakyu lalu, memunculkan berbagai komentar. Selain ada yang mendukung gagasan tersebut, ada juga yang menolaknya.
Persela lamongan sendiri, menilai jika beberapa tim yang bertanding di liga primer indonesia, belum memenuhi persyaratan ataupun ketentuan yang telah dikeluarkan oleh PSSI, induk olah raga sepak bola tertinggi di indonesia.
Hal itu, diungkapkan oleh Muhammad Fariq, Sekretaris Persela Lamongan. Menurut Fariq, tim yang bermain di ISL, haruslah tim yang bermain mulai dari divisi tiga, hingga terus naik sesuai dengan prestasi yang dimiliki tim.
Dimasukkannya tim LPI sejajar dengan ISL, bukanlah solusi yang adil. Mengingat, bagaimana susah payahnya persela mulai merangkak dari divisi tiga hingga mampu bermain di kasta tertinggi kompetisi yakni ISL.
Untuk itu, Persela Lamongan, dengan tegas menolak dan tidak mendukung adanya wacana penggabungan tersebut. Pihak management, akan tetap berpegang pada aturan main yang ada dan segala ketentuan PSSI.
Selain masalah aturan main, tim Laskar Joko Tingkir, juga mempermasalahkan mengenahi pendanaan tim. Jika jumlah tim semakin banyak, maka, secara otomatis, biaya yang akan dikeluarkan juga akan semakin besar.
Terlebih lagi, persela juga tengah was-was jika sampai peserta kompetisi membengkak dan menambah biaya pengeluaran klub. Sedangkan laskar joko tingkir sendiri bakal menghadapi musim tanpa anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk kali pertama dalam sejarah.
0 komentar:
Posting Komentar