Adanya perlawanan dari ribuan pedagang, pemerintah kabupaten lamongan, akhirnya menunda jadwal eksekusi pada 14 oktober lalu menjadi 16 oktober besok. Hingga sabtu siang, beberapa alat berat mulai melakukan pembongkaran. Namun, ribuan pedagang masih tetap bertahan dengan aktifitasnya.
Sejumlah alat berat, mulai sabtu siang telah didatangkan dan memulai melakukan pembongkaran terhadap sejumlah lapak pedagang pasar babat yang berada di eks terminal sebelas selatan.
Pemerintah kabupaten lamongan, bersama dengan investor, memberikan jangka waktu hingga minggu, 16 oktober besok kepada pedagang untuk membongkar sendiri lapak mereka. Dead line tersebut, sebenarnya telah molor dari kesempatan pertama yang mestinya akan dilakukan eksekusi pasa tanggal 14 oktober kemaren.
Meski alat berat ini telah mulai bekerja, ribuan pedagang masih tetap melakukan aktifitasnya. Mereka akan tetap bertahan dan tidak bersedia untuk dipindahkan ke pasar Agrobis. Selain lahan yang disediakan oleh pemerintah jumlahnya terbatas, kondisi pasar Agrobis masih relatif sepi dan tidak cocok untuk laju pertekonomian.
Fauzi, salah satu pedagang ini misalnya. Bagaimanapun juga, ia tidak akan pindah ke pasar Agrobis dan akan memilih tetap bertahan di pasar babat. Selain akan dijadikannya Mall dan Plaza, ia khawatir tak mampu membeli lantaran harganya cukup mahal.
Jika pada 16 oktober nanti, pemerintah kabupaten lamongan benar-benar melakukan eksekusi, ia bersama pedagang lainnya akan terus melawan.
Rencananya, jika dalam batas waktu 16 oktober besok, para pedagang ini tidak melakukan pembongkaran sendiri, maka pemerintah kabupaten lamongan akan tetap melakukan eksekusi dan membongkar paksa seluruh lapak pedagang dengan alat berat yang telah didatangkan.
Sementara itu, untuk menjaga kemungkinan adanya perlawanan, ratusan petugas dari Polres lamongan dan T-N-I disiagakan di area pasar babat.
0 komentar:
Posting Komentar