Minggu, 02 Oktober 2011

KRISIS PANGAN, WARGA MISKIN DI LAMONGAN TERANCAM KELAPARAN


Kemarau panjang yang melanda kawasan Lamongan beberapa bulan terakhir, membuat warga miskin di kabupaten setempat mengalami krisis pangan dan terancam kelaparan. Saat ini, sejumlah warga terpaksa hanya memakan nasi jagung tanpa lauk lantaran tak mampu membeli beras yang harganya selangit.
Beginilah kondisi warga miskin di kabupaten yang selalu digembor-gemborkan mendapat predikat surplus beras. Akibat kemarau panjang, membuat warga miskin di kabupaten ini mengalami krisis pangan, lantaran stok mereka telah habis.
Sri’ah dan keluarganya yang tinggal di desa karangan, kecamatan mantup, Lamongan ini, kini mengalami rawan pangan dan terancam kelaparan. Wanita yang berprofesi sebagai buruh tani ini, hanya mampu menkonsumsi nasi jagung, itupun kini telah menipis.
Tragisnya lagi, selain hanya memakan nasi jagung, ia bersama suami dan saudaranya, tak mampu membeli lauk pauk, dan terpaksa memakan seadanya dan hanya ditaburi garam saja. Hal itu, dilakukan untuk mengganjal perut mereka agar tidak mati kelaparan.
Sri’ah mengaku, sebagai buruh tani, ia bersama ribuan warga miskin lainnya, kini tak lagi mampu mencari penghasilan. Pasalnya, sebagian besar persawahan di kabupaten Lamongan kini telah mengalami kekeringan sehingga tak mampu lagi dipergunakan.
Untuk bertahan hidup, ia hanya mengandalkan pada persediaan jagung yang kini hanya mampu untuk dikonsumsi selama satu minggu ke depan. Setelah itu, Sri’ah bersama keluarganya, hanya pasrah kepada Tuhan.
Selain itu, sriah juga mengaku setiap bulannya hanya mendapatkan bantuan beras sebanyak 2 Kg dari pemerintah setempat. Namun, bantuan beras tersebut dirasa kurang mencukupi untuk kebutuhan makan setiap harinya.

0 komentar:

Posting Komentar