Proses peresmian gedung DPRD Lamongan yang baru selasa siang dilakukan,
diwarnai aksi unjuk rasa oleh belasan mahasiswa yang mengatasnamakan Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia( PMII) Lamongan. Dalam aksinya, belasan mahasiswa ini
menutup mata dengan kain hitam dan menghadiahkan dua buah pocong mayat sebagai
simbol matinya hati nurani wakil rakyat. Aksi sempat memanas saat belasan
mahasiswa ini mengumpulkan tanda tangan dengan cat di tengah jalan dan
dihalangi petugas.
Dengan mata tertutup kain hitam serta membawa dua buah pocong dan karangan bunga, belasan mahasiswa yang
mengatasnamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia cabang lamongan ( PMII) ini
melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD yang diresmikan oleh bupati
lamongan serta anggota dewan lamongan di
jalan Basuki Rahmad Lamongan selasa
siang.
Dalam orasinya, belasan mahasiswa ini menilai, dengan diresmikannya kantor DPRD
yang baru ini para wakil rakyat sudah tidak lagi mengedepankan aspirasi rakyat.
Selain itu, juga merupakan tindakan
penghamburan uang yang mestinya lebih pantas digunakan untuk mengentaskan
kemiskinan di lamongan yang terus bertambah setiap tahunnya.
Selain menutup mata dengan kain hitam, mahasiswa inipun membawa dua pocong
mayat beserta sebuah karangan bunga yang ditujukan kepada anggota DPRD
kabupaten lamongan, serta sejumlah spanduk yang berisi hujatan kepada angota
dewan yang selalu mengeruk uang rakyat untuk memperkaya diri sendiri.
Benu, koordinator aksi mengaku, aksi tutup mata dengan kain hitam serta dua
buah pocong yang dihadiahkan kepada anggota dewan ini sebagai simbol matinya
hati nurani wakil rakyat karena telah membangun gedung baru senilai dua puluh
tujuh milyar ditengah penderitaan rakyat kecil.
Aksi demo belasan mahasiswa ini sempat memenas dengan petugas dari polres
lamongan saat belasan mahasiswa melakukan pengumpulan tanda tangan di tengah
jalan dengan mengunakan cat.
Selanjutnya, aksi ini ditutup dengan peletakan dua buah pocong serta
karangan bunga di depan gerbang kantor dewan yang diresmikan dengan kawalan
ketat petugas dari polres lamongan.
Meski mendapat kado dari mahasiswa, tidak ada satupun dari anggota dewan
yang bersedia menemui peserta aksi. Mereka lebih memilih di dalam gedung sambil
menikmati fasilitas baru yang dibuat di atas penderitaan rakyat.
0 komentar:
Posting Komentar